Ketika saya kecil, saya pernah bercita-cita
untuk menjadi seorang pilot. Masih terekam jelas dalam ingatan saya ketika
orang bertanya “apa cita-cita kamu?”, maka dengan lantang saya akan berkata “saya
ingin menjadi seorang pilot”. Menurut pandangan saya saat itu, profesi seorang
pilot itu keren karena bisa mengemudikan pesawat. Seiring dengan berjalannya
waktu, cita-cita itu pun berubah. Ketika masuk SMA, saya ingin sekali menjadi
seorang ahli fisika karena saya sangat menyukai pelajaran fisika.
Akan tetapi,
cita-cita itu tidak tercapai lagi. Saya masuk kuliah jurusan ekonomi akuntansi,
jurusan yang tidak pernah terpikirkan oleh saya sedikitpun. Saya anak dari
jurusan IPA kemudian masuk ke jurusan akuntansi ketika kuliah merupakan hal
yang di luar prediksi saya. Saya tidak berkecil hati, saya menjalani hari saya
sebagai anak ekonomi dengan senang hati. Saya juga tidak mempunyai basic
ekonomi, karena terakhir belajar ekonomi adalah kelas 1SMA. Saya belajar dari
awal, mencoba memahami hal baru dalam hidup saya sampai akhirnya saya lulus
dengan nilai yang sangat memuaskan.
Ketika saya lulus, saya sempat berpikir kenapa
dulu tidak masuk jurusan sastra karena saya sangat hobby membaca dan menulis,
atau masuk jurusan sosial karena saya juga suka untuk mengamati kehidupan
sosial di sekitar saya. Saya sempat berpikir apakah saya salah jurusan ketika
kuliah. Cukup lama saya melakukan perenungan untuk memahami diri saya dan apa
keinginan saya yang sebenarnya. Akhirnya saya memahami sesuatu, kalau saja dulu
saya kuliah sesuai dengan hobby atau jurusan ketika saya SMA maka ilmu yang
saya dapat tidak akan pernah berkembang. Saya hanya akan mengetahui tentang
hal-hal itu saja, tetapi ketika saya kuliah di ekonomi maka saya dapat
mengetahu tentang ekonomi secara lebih mendalam.
Dan sekarang saya bersyukur masuk ke jurusan
ekonomi akuntansi, setidaknya saya dapat berkontribusi untuk lingkungan sekitar
melalui jalur ekonomi. Mungkin kontribusi saya masih amat sangat kecil, tapi
dari hal kecil itu akan menjadi hal besar suatu saat nanti.
“Setiap kejadian pasti akan ada hikmahnya,
suatu saat nanti”